Konversi "Barang"

Kalo baca soal barang pasti anak-anak muda seperti anda langsung ngeres, ya to? Itu wajar, lha wong dulu saya juga pernah muda, dan sekarang juga tak pernah tua. Tapi bukan barang sampeyan yang saya maksud. siang tadi, selesai wudlu, jelas saya hendak sholat. setengah gontai dan separo ngantuk (jadinya nyawanya bener ga komplit), setengah sadar, saya ngeliat ada sesosok nenek berjalan di koridor depan kamarku. kontan kaget setengah mati, karena dia menggedor2 pintu kamarku. tak kira kalo mau ngasih sesuatu something ato apa, eh ternyata sang nenek pengen masuk kamar ku. Anda tau kenapa?jangan berpikir dia pengin ngamar sama saya gitu???itu fitnah!! emang bener dia mau masuk kamar, tapi karena dia dah lupa jalan masuk kamarnya, dan dikira itu kamar nya. Ckcckckckck....hidup emang aneh, napa juga yang dituju kamarku?padahal disana ada 5 pintu yang saling berhadapan. Mungkin itu emang sudah ditulisNya sebelum saya lahir, anak muda. setelah saya usut,ternyata sang nenek sedang menderita. Tanpa berpikir (seperti biasanya,kan ga pernah mikir) saya tuntun dia ke jalan yang benar (bukan dimatikan), yaitu menuju kamarnya. Sampai di pembaringan, sang nenek minta diambilkan minum. Mana tau saya tata letak gelas dan air minum di rumah itu? Kalo dia tanya dimana letak IC dan Buffer ato Op Amp langsung saya tunjukan. tapi biarlah, idep2 PKL ngrumat wong tuo (sodaranya WONG Fei Hung kali ya??). dari sinilah asala muasal Konverting berlangsung. dia (nenek.red) minta diminumkan dengan gelas, tapi karena posisinya yang nggak memungkinkan untuk itu, dia minta diperpenjang (apanya??) ya selangnya. Atawa pake sedotan manual. saya cari kell rumah tak sepotong pun sedotan saya temukan. Lalu hati mulia saya keluar dengan tiba-tiba (soalnya ga pernah keluar, maklum ga punya hati), saya melesat keluar sejenak untuk membelikan sedotan untuk sang nenek. Harga ga begitu mahal, hanya kisaran beberapa ratus rupiah saja. Dengan langkah sangat mantab dan penuh harapan (napa coba??) saya masuk rumah nenek, tak lupa membawa upeti bulanan (bayar kos.red) 80juta. Saya serahkan uang beserta sedotannya kepada eyang kakung. Seperti tradisi jawa biasanya, saya pun harus mendengarkan beberapa petuah dari eyang kakung. Lumayan, itung2 buat referensi besok kallo saya jadi mbah-mbah. Tak perlu berdiam lama, karena konten cramah standar saja, saya pun pamit untuk pulang (ke kamar tentunya). Saya melanjutkan aktifitas saya nyelesaikan kuliah yang terbengkalai. Tiba-tiba, sesosok tubuh manusia muncul di hadapan pintu kamar. Yup, eyang putri dan kakung ternyata punya kebiasaan yang sama sehingga mereka bisa jatuh cinta, yaitu muncul secara mendadak. Dengan barang yang dibawanya, dia melongok masuk dan menyerahkannya pada saya. ternyata dia memberikan se sisir pisang BANDUNG ato sukabumi ato entahlah, yang baru saja di panen dari kebunnya. Dalam hai saya berpikir, begitu cepatkah Allah membalas kebaikan saya tadi (saat itu sedang insyaf2nya). Baru saja saya mengeluarkan sedotan, 5 menit kemudian saya menerima pisang. Inilah yang dinamakan KONVERSI BARANG secara besar2an. Saya pikir juga tidak, lha wong saya ndak pernah mikir, ya to anak muda??