biar kesampaian

Seorang anak muda naik motor dengan ugal2an di jalan kota. Tak segan ia menerobos lampu merah dan melanggar segala rambu yang terpasang untuk keselamatannya. seorang tukang becak paruh baya (setengah buaya) mencegatnya di tengah jalan. beruntung anak itu reflek segera mengerem motornya dan mengumpat:"dasar gobolg!! berdiri ditengah jalan!! untung ga ketabrak!!".tak mau kalah, orang tua pun membalas,"lu yang goblog!! nabrak orang aja gakena!! lagian kalo ga goblog gue ga jadi tukang becak, blegug!!". "ada urusan apaan lo pak??nyegat2 gue segala?". "lah lu, naek motor sembarangan, kayak jalan bapak moyang lu ajah!! mau jadi apa lu kalo saben ari bisanya cuman ngebut ma langgar lampu merah, ha?" "ya jadi supir ambulan lah, masak mau jadi supir becak??",jawab anak itiu dengan santai dan tancap gas. orang tua:"&^$#%!@##(*9"

After all

Saat berdiri seorang diri

Saat semuanya tak sejalan dengan rencana

Saat semuanya layu sebelum berkembang

Dalam suatu proses yang komplek, dperlukan suatu runtutan kerja yang mendekati optimal. Bila semua itu tak berjalan sesuai rncana, maka hancurlah semua harapan dan rencana yang telah tersusun. Semuanya hancur tak tersisa. Hanya menyisakan sebuah pelajaran dan pelajaran, bahwa semua itu salah dan tak harus diulangi lagi,kecuali tiga hal, yaitu terpaksa, hobi, atau malah suka.

Semua tak menjadikan semuanya lebih baik. Yang lebih baik hanya nait dari diri sendiri. Atau lebih baik ditendang? Tak sepikiran dengan itu semua, semua hal yang sudah terjadi biarlah nerlalu, kita haya bias menjalani yang belum terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, itu hal yang wajar. Tapi nasi sudah sampai dubur, itu hal kurang ajar. Semuanya sudah benar2 tak bias dimanfaatkan, kecuali dijadikan pupuk. Yeah, semuanya harus didaur ulang supaya bias menghasilkan lagi.

Satu hal yang harus tetap dipegang dan dijaga walaupun semuanya sudah hancur, yaitu semangat!!

putusan yang mungkin salah

Terkadang jalan hidup solusi yang dipilih harus ga masuk akal. Walaupun demikian emang harus begitu. Kenyamanan adalah segalanya dalam persinggahan. Saat semua terasa penat, menghimpit, mendorong, dan dengan sedikit peluh yang dikeluarkan, akan menjadikan ketidaknyamanan yang berkesinambungan. Dalam hal itu semua menjadi begitu jelas berantakan. Dan ketika sesaat pukulan palu dihentakan ke meja, tanda suatu keputusan telah dibuat, maka tak ada lagi yang yang berkutik, kecuali firman yang maha kuasa, qun fayaqun, maka akan terjadi sesuai kehendaknya.

Saat semua mendekati garis dari akhir perjalanan, hanya ada dua yang akan terlihat. Kejujuran, atau kebohongan yang tersembunyi selama pikiran masih terkunci pada apa yang disebut komitmen.

Seorang berkomitmen karena saat itu dia sanggup menjalaninya sesuai rencana. Saat rencana itu tak berjalan normal, maka pergilah ke para normal..

lama tak ada kabarmu

Hari menjelang siang...

Semua orang ebrebut jalan untuk menghindari terik mentari yang tak pernah henti membakar kepala hingga ujung kaki. Entah itu pejabat ataupun gembel yang ngemis di pinggiran kehidupan belantara. Tak sadar, aku pun ikiut berebut keteduhan yang ditawarkan sejomlah pepohonan yang tumbuh di tengah derasnya kucuran keringat kemacetan. Aku pun larut dengannya...

Seorang teman memilih jalan yang menyimpang berbeda dengan paham kawanannya. Dia tinggalkan seluruh waktu lama yang telah dilewatinya, dilaluinya, dan dihabiskannya oleh kekasih rekan se-hatinya. Tapi itu semua tidaklah menjadi urusanku. Dan tak akan menjadi urusanku. Selanjutnya juga tak akan ku urusi. Karena memang ORA URUSAN.

Seseorang berjalan denagn wajah tengak tengok penuh curiga. Berlagak tak mengetahui, dan tak diketahui. Gergerak dari dalam tanah, merangkak dan terus mengarah... kemana arahnya, siapapun yang kenal akan dapat menebaknya. Termasuk juga aku, mahasiswa yang baru ujian pada semester ke sembilan. Semua begitu jelas tampak di depan mata. Tak ada samar yang kulihat. Yang kutak tau hanya kebenarannya.

Bak seorang detektif yang selalu berhipotesa berprasangka buruk, kucoba tuk membaca keadaan yang saat ini sedang terjadi, pada kehidupan disampingku. Yeah..kehidupan samping,yang akan tergulig ke depanku, dan menutup jalan hidupku, walaupun mungkin hanya sesaat setelah aku tersadar semua itu mendekati kebenaran. Saat semua telah lelah dengan apa yang telah diperbuatnya, tak satupun yang peduli dengan apa yang telah dibuatnya.

Aku, yang tak banyak berbuat banyak, harus banyak berbuat, untuk menhindari hempasan dan akhiran dari perbuatan banyak orang yang ada dikehidupan sampingku. Ku harus mengayuh roda kestabilan dan kebimbambanghan yang tak henti menghimpitku dalam dalam, dan terus kedalam tanah, yang saat ini terasa enggan menerimaku lagi.

Aku harus lari...

Lari??

Untuk apa berlari bila ada motor??

Maka naik motorlah aku untuk menuju tempat yang ku anggap aman dan nyaman tuk hatiku..

Motor pun bisa habis bensinnya dan berhenti ditengah jalan..

Dan aku pun harus menuntun motor ke tepian jalan, dan membiarkan setiap detik orang yang lewat mendahuluiku, walaupun dengan sapa dan sebagian acuh, karena jalannya bisa kencang semulus tubuh yang habis dilulur....

Met berlulur ria anak muda....